Mengais Kepingan Sejarah
Meretas Peninggalan Poesponegoro di Gresik
Dewasa ini seringkali pengetahuan tentang sejarah terabaikan. Terbukti dengan minimnya pengetahuan anak-anak sekolah tentang sejarah. Baik sejarah dunia, nasional dan bahkan sejarah sekitar tempat tinggal mereka. Coba saja kita tanya kepada salah satu anak yang ada di sekitar kita siapa Bupati Gresik pertama? Dengan enteng mereka pasti menjawab “Nggak tau!”. Hal yang sangat disayangkan untuk pekembangan generasi muda.
Saat ini yang perlu diketahui adalah sejarah bukan daftar mati fakta-fakta. Seperti yang dibayangkan orang selama ini tentang adanya sejarah panjang sebuah bangsa. Sejarah adalah serangkaian peristiwa yang melibatkan manusia dan keinginannya secara berkesinambungan. Sejarah mengandung banyak tekstur dan nilai kehidupan dalam buku yang ditulis Samwineburg, Berpikir Historis.
Warisan sejarah dan budaya wajib kita lestarikan. Oleh karena itu pemahaman dan pengenalan tentang sejarah harus kita berikan sejak dini, terutama sejarah tentang daerah tempat tinggal kita. Keberadaan situs bersejarah sangat ditentukan oleh peranan para tokoh spiritual dan kultural di masa lampau, keberadaannya bisa diambil dari wilayah sekitarnya. Seperti halnya di Kabupaten Gresik salah satunya adalah komplek makam Poesponegoro yang terletak di Kabupaten Gresik.
Letak komplek makam Poesponegoro sendiri di desa Gapuro Sukolilo, Gresik. Lokasinya berada di belakang kompleks makam Maulana Malik Ibrahim. Kompleks makam Poesponegoro adalah merupakan makam keluarga bupati pertama Gresik, yang berkuasa sejak tahun 1695 sampai 1730.
Saat masuk ke area makam, para pengunjung langsung dihadapkan pada bangunan makam yang terbuat dari batu kapur yang banyak tersedia di daerah setempat. Bahan tersebut juga bisa kita jumpai pada makam-makam tokoh lainnya seperti makam Sunan Giri atau Maulana Malik Ibrahim. Berdasarkan prasasti, komplek bangunan makam tersebut bernama asmarataka, tetapi oleh penduduk sekitar disebut makam Posponegoro.
Seperti yang kita ketahui Poesponegoro adalah Bupati Gresik pertama keturunan Prabu Brawijaya V bernama asli Bagus Puspadiwangsa. Nama Tumenggung Poesponegoro tentu tidak bisa lepas dari sejarah Gresik. Dalam inskripsi yang tertulis pada Makam-makam Bupati Gresik terdahulu, tertulis nama Tandes.
Istilah Tandes yang merujuk pada suatu daerah (kini Gresik) dalam kesusastraan Jawa ini terukir pada sebuah batu berbentuk lingga, di depan makam Tumenggung Poesponegoro. Inskipsi dalam bahasa Jawa Madya ini berbunyi :
“Puniko wewangun hing Kanjeng Tumenggung Poesponegoro hing negri Tandes, hisakala sami adirasa tunggal masaluhu tanggala titi.”
“Ini adalah bangunan persembahan Kanjeng Tumenggung Poesponegoro di negeri Tandes
(Candrasengkala memet yang berarti tahun Saka 1617), Tuhan Allah Yang Maha Tinggi.”
Berwisata sejarah tentunya kita akan disuguhi dengan rasa penasaran dan bayangan masa lalu tentang peristiwa yang terjadi pada tempat tersebut. Sehingga kita akan mencari kaitan sejarah suatu tempat dengan benda peninggalanya. Namun pada kompleks makam ini kita tidak akan menjumpai koleksi benda sejarah lainya sebab koleksi tersebut kini berada di padepokan Poesponegoro di Vila Bajul Sekuti Hill di Pelambon Prigen Pasuruan.
Intensitas kunjungan ziarah ke makam tersebut meningkat pada hari jum’at legi setiap bulannya. Mulai dari kalangan menengah kebawah bahkan menengah keatas. Banyak juga calon-calon kepala desa yang datang berziarah ke makam tersebut dengan tujuan khusus. “Konon dengan membersihkan makam tersebut orang yang bersangkutan akan mendapatkan petunjuk sesuai dengan yang dicita-citakan,” tutur andika, salah satu pejiarah dari kecamatan cerme. (yos)
Meretas Peninggalan Poesponegoro di Gresik
Dewasa ini seringkali pengetahuan tentang sejarah terabaikan. Terbukti dengan minimnya pengetahuan anak-anak sekolah tentang sejarah. Baik sejarah dunia, nasional dan bahkan sejarah sekitar tempat tinggal mereka. Coba saja kita tanya kepada salah satu anak yang ada di sekitar kita siapa Bupati Gresik pertama? Dengan enteng mereka pasti menjawab “Nggak tau!”. Hal yang sangat disayangkan untuk pekembangan generasi muda.
Saat ini yang perlu diketahui adalah sejarah bukan daftar mati fakta-fakta. Seperti yang dibayangkan orang selama ini tentang adanya sejarah panjang sebuah bangsa. Sejarah adalah serangkaian peristiwa yang melibatkan manusia dan keinginannya secara berkesinambungan. Sejarah mengandung banyak tekstur dan nilai kehidupan dalam buku yang ditulis Samwineburg, Berpikir Historis.
Warisan sejarah dan budaya wajib kita lestarikan. Oleh karena itu pemahaman dan pengenalan tentang sejarah harus kita berikan sejak dini, terutama sejarah tentang daerah tempat tinggal kita. Keberadaan situs bersejarah sangat ditentukan oleh peranan para tokoh spiritual dan kultural di masa lampau, keberadaannya bisa diambil dari wilayah sekitarnya. Seperti halnya di Kabupaten Gresik salah satunya adalah komplek makam Poesponegoro yang terletak di Kabupaten Gresik.
Letak komplek makam Poesponegoro sendiri di desa Gapuro Sukolilo, Gresik. Lokasinya berada di belakang kompleks makam Maulana Malik Ibrahim. Kompleks makam Poesponegoro adalah merupakan makam keluarga bupati pertama Gresik, yang berkuasa sejak tahun 1695 sampai 1730.
Saat masuk ke area makam, para pengunjung langsung dihadapkan pada bangunan makam yang terbuat dari batu kapur yang banyak tersedia di daerah setempat. Bahan tersebut juga bisa kita jumpai pada makam-makam tokoh lainnya seperti makam Sunan Giri atau Maulana Malik Ibrahim. Berdasarkan prasasti, komplek bangunan makam tersebut bernama asmarataka, tetapi oleh penduduk sekitar disebut makam Posponegoro.
Seperti yang kita ketahui Poesponegoro adalah Bupati Gresik pertama keturunan Prabu Brawijaya V bernama asli Bagus Puspadiwangsa. Nama Tumenggung Poesponegoro tentu tidak bisa lepas dari sejarah Gresik. Dalam inskripsi yang tertulis pada Makam-makam Bupati Gresik terdahulu, tertulis nama Tandes.
Istilah Tandes yang merujuk pada suatu daerah (kini Gresik) dalam kesusastraan Jawa ini terukir pada sebuah batu berbentuk lingga, di depan makam Tumenggung Poesponegoro. Inskipsi dalam bahasa Jawa Madya ini berbunyi :
“Puniko wewangun hing Kanjeng Tumenggung Poesponegoro hing negri Tandes, hisakala sami adirasa tunggal masaluhu tanggala titi.”
“Ini adalah bangunan persembahan Kanjeng Tumenggung Poesponegoro di negeri Tandes
(Candrasengkala memet yang berarti tahun Saka 1617), Tuhan Allah Yang Maha Tinggi.”
Berwisata sejarah tentunya kita akan disuguhi dengan rasa penasaran dan bayangan masa lalu tentang peristiwa yang terjadi pada tempat tersebut. Sehingga kita akan mencari kaitan sejarah suatu tempat dengan benda peninggalanya. Namun pada kompleks makam ini kita tidak akan menjumpai koleksi benda sejarah lainya sebab koleksi tersebut kini berada di padepokan Poesponegoro di Vila Bajul Sekuti Hill di Pelambon Prigen Pasuruan.
Intensitas kunjungan ziarah ke makam tersebut meningkat pada hari jum’at legi setiap bulannya. Mulai dari kalangan menengah kebawah bahkan menengah keatas. Banyak juga calon-calon kepala desa yang datang berziarah ke makam tersebut dengan tujuan khusus. “Konon dengan membersihkan makam tersebut orang yang bersangkutan akan mendapatkan petunjuk sesuai dengan yang dicita-citakan,” tutur andika, salah satu pejiarah dari kecamatan cerme. (yos)