SATU DASAWARSA PNPM MANDIRI PERDESAAN DI KABUPATEN GRESIK
Masih Nyaring Terdengar Derap dan Langkah Program Dari PPK Menuju PNPM MPd
Pada 2003, kaki-kaki pendampingan PNPM Mandiri Perdesaan mulai menapak di Kabupaten Gresik. Program Pengembangan Kecamatan (PPK) menjadi ujung tombak di masyarakat. Empat kecamatan yang mendapat alokasi dana adalah Kecamatan Dukun, Benjeng, Balongpanggang dan Kedamean.
Enam tahun kemudian, PPK berubah nama menjadi PNPM Mandiri Perdesaan. Kemudian sampai tahun 2012, telah menjangkau 13 Kecamatan yakni Wringinanom, Kedamean, Cerme, Benjeng, Balongpanggang, Duduksampeyan, Bungah, Sidayu, Ujungpangkah, Panceng, Sangkapura dan Tambak yang mendapat alokasi dana bantuan PNPM Mandiri Perdesaan. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan mencakup pembangunan sarana prasarana umum, kegiatan ekonomi, pelatihan dan kegiatan pembangunan sarana pendidikan.
Secuil gambaran itu, memberikan kesimpulan bahwa semakin cerdas dan terampilnya masyarakat dalam mengelola kegiatan sarana prasarana umum, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan kegiatan keterampilan-keterampilan lainnya. Mereka juga semakin sadar dengan peran yang harus dilakukan, termasuk keterlibatan aparat pemerintah desa terhadap tupoksinya. Terutama dalam kaitannya dengan pelayanan program. Ini adalah bagian dari pernik-pernik prestasi pembangunan melalui program pemberdayaan masyarakat di negeri ini.
Menurut Achmad Saudin dari KPMD Desa Sukorejo Kecamatan Sidayu, PNPM Mandiri Perdesaan dalam mewujudkan misi programnya, yaitu pemberdayaan masyarakat tentu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, karena program ini dihadapkan dengan perilaku masyarakat yang sebagian besar lebih cenderung mementingkan kepentingan pribadi mereka daripada kepentingan umum. Hal ini dapat tercermin dari kegiatan gotong-royong dimasyarakat yang mulai pudar seiring dengan perkembangan teknologi yang membawa seperangkat kemudahan-kemudahan. “Berdasarkan hal tersebut, maka PNPM Mandiri Perdesaan memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkembangkan kembali nilai-nilai gotong-royong yang ada dimasyarakat memalui pembangunan partisipatif sesuai dengan misi program.”pungkasnya
Selain itu nilai-nilai luhur yang terkandung dalam bhinneka tunggal ika yang melekat dalam program ini, di mana jutaan manusia yang terbangun dalam ribuan organisasi sosial, ekonomi, hukum dan budaya. Baik itu organisasi lokal, nasional maupun internasional. Mereka membaur jadi satu dalam visi pengentasan kemiskinan.
Bila nilai-nilai luhur ini bisa tumbuh dan bersemi dalam diri anak bangsa, tergenggam erat dalam Garuda Indonesia, maka sangat mungkin program PNPM ini bisa menjadi legenda Indonesia yang pernah hadir memberikan warna cerah di Indonesia.
PNPM MPd tak hanya menjalankan program yang surut setelah selesai pelaksanaan, tapi juga meninggalkan bekas yang berarti bagi masyarakat. Keyakinan untuk mengubah kebiasaan hidup warga menjadi salah satu motivasi yang harus dilakukan.
“Program PNPM MPd sangat terasa manfaatnya didesa kami, kami berpartisipasi sejak tahun 2003 dan sudah banyak pembangunan yang dilakukan didesa dan sampai saat ini masih termanfaatkan, “ terang Siti Mardliyah selaku KPMD Desa bengkelolor Kecamatan Benjeng saat ditemui Tim gergang Mandiri dalam rapat kordinasi KPMD di Kecamatan Benjeng.
Sedangkan Hannatun Ikhtiariyah, S.Sos selaku Kordinator Fasilatotor Kabupaten Gresik berharap agar dalam usia yang sudah 1 dasawarsa ini, kedepannya masing-masing lembaga PNPM MPd yang telah dibentuk dapat berfungsi sesuai dengan tupoksinya. Dan kelembagaan tersebut akan lebih kuat dan berkembang dengan dukungan regulasi dan payung hukum, serta bisa mengembangkan kerjasama dengan pihak ke 3 untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat. Selain itu komunikasi dan kordinasi dengan stekholder terkait dapat menumbuhkan sinergitas dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
“Semangat PNPM MPd mampu merangsang keinginan warga untuk mandiri. Mereka tak hanya dibiarkan menikmati gula manis yang diberikan secara cuma-cuma, tapi diberikan kail untuk terus memancing dalam rangka melanjutkan hidup dan membuka gerbang pemikiran untuk terus mandiri” imbuhnya. Yogik Sugianto
Masih Nyaring Terdengar Derap dan Langkah Program Dari PPK Menuju PNPM MPd
Pada 2003, kaki-kaki pendampingan PNPM Mandiri Perdesaan mulai menapak di Kabupaten Gresik. Program Pengembangan Kecamatan (PPK) menjadi ujung tombak di masyarakat. Empat kecamatan yang mendapat alokasi dana adalah Kecamatan Dukun, Benjeng, Balongpanggang dan Kedamean.
Enam tahun kemudian, PPK berubah nama menjadi PNPM Mandiri Perdesaan. Kemudian sampai tahun 2012, telah menjangkau 13 Kecamatan yakni Wringinanom, Kedamean, Cerme, Benjeng, Balongpanggang, Duduksampeyan, Bungah, Sidayu, Ujungpangkah, Panceng, Sangkapura dan Tambak yang mendapat alokasi dana bantuan PNPM Mandiri Perdesaan. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan mencakup pembangunan sarana prasarana umum, kegiatan ekonomi, pelatihan dan kegiatan pembangunan sarana pendidikan.
Secuil gambaran itu, memberikan kesimpulan bahwa semakin cerdas dan terampilnya masyarakat dalam mengelola kegiatan sarana prasarana umum, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan kegiatan keterampilan-keterampilan lainnya. Mereka juga semakin sadar dengan peran yang harus dilakukan, termasuk keterlibatan aparat pemerintah desa terhadap tupoksinya. Terutama dalam kaitannya dengan pelayanan program. Ini adalah bagian dari pernik-pernik prestasi pembangunan melalui program pemberdayaan masyarakat di negeri ini.
Menurut Achmad Saudin dari KPMD Desa Sukorejo Kecamatan Sidayu, PNPM Mandiri Perdesaan dalam mewujudkan misi programnya, yaitu pemberdayaan masyarakat tentu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, karena program ini dihadapkan dengan perilaku masyarakat yang sebagian besar lebih cenderung mementingkan kepentingan pribadi mereka daripada kepentingan umum. Hal ini dapat tercermin dari kegiatan gotong-royong dimasyarakat yang mulai pudar seiring dengan perkembangan teknologi yang membawa seperangkat kemudahan-kemudahan. “Berdasarkan hal tersebut, maka PNPM Mandiri Perdesaan memiliki peran yang sangat penting dalam menumbuhkembangkan kembali nilai-nilai gotong-royong yang ada dimasyarakat memalui pembangunan partisipatif sesuai dengan misi program.”pungkasnya
Selain itu nilai-nilai luhur yang terkandung dalam bhinneka tunggal ika yang melekat dalam program ini, di mana jutaan manusia yang terbangun dalam ribuan organisasi sosial, ekonomi, hukum dan budaya. Baik itu organisasi lokal, nasional maupun internasional. Mereka membaur jadi satu dalam visi pengentasan kemiskinan.
Bila nilai-nilai luhur ini bisa tumbuh dan bersemi dalam diri anak bangsa, tergenggam erat dalam Garuda Indonesia, maka sangat mungkin program PNPM ini bisa menjadi legenda Indonesia yang pernah hadir memberikan warna cerah di Indonesia.
PNPM MPd tak hanya menjalankan program yang surut setelah selesai pelaksanaan, tapi juga meninggalkan bekas yang berarti bagi masyarakat. Keyakinan untuk mengubah kebiasaan hidup warga menjadi salah satu motivasi yang harus dilakukan.
“Program PNPM MPd sangat terasa manfaatnya didesa kami, kami berpartisipasi sejak tahun 2003 dan sudah banyak pembangunan yang dilakukan didesa dan sampai saat ini masih termanfaatkan, “ terang Siti Mardliyah selaku KPMD Desa bengkelolor Kecamatan Benjeng saat ditemui Tim gergang Mandiri dalam rapat kordinasi KPMD di Kecamatan Benjeng.
Sedangkan Hannatun Ikhtiariyah, S.Sos selaku Kordinator Fasilatotor Kabupaten Gresik berharap agar dalam usia yang sudah 1 dasawarsa ini, kedepannya masing-masing lembaga PNPM MPd yang telah dibentuk dapat berfungsi sesuai dengan tupoksinya. Dan kelembagaan tersebut akan lebih kuat dan berkembang dengan dukungan regulasi dan payung hukum, serta bisa mengembangkan kerjasama dengan pihak ke 3 untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat. Selain itu komunikasi dan kordinasi dengan stekholder terkait dapat menumbuhkan sinergitas dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
“Semangat PNPM MPd mampu merangsang keinginan warga untuk mandiri. Mereka tak hanya dibiarkan menikmati gula manis yang diberikan secara cuma-cuma, tapi diberikan kail untuk terus memancing dalam rangka melanjutkan hidup dan membuka gerbang pemikiran untuk terus mandiri” imbuhnya. Yogik Sugianto